…menulis untuk mencicil ketidaktahuan

Istanbul dan Museum Khilafah

Posted in Indonesia, jalan-jalan by daengrusle on March 12, 2019

IMG_20190220_201310_493.jpg

Di ISTANBUL, saya jarang menemukan foto atau gambar Erdogan di jalan2 atau ruang publik. Yang justru banyak adalah bendera Turki bergambar bulan sabit putih dengan bintang di atas kain merah. Ada di mana2.

Saya kira nasionalisme orang2 Turki sangat besar. Mereka bangga akan negerinya. Di setiap toko atau rumah, mereka memajang bendera nasionlnya, Republik Turki. Khilafah? Itu hanya ada di museum kayaknya. Meski begitu, di sini polisi banyak sekali berjaga2 dengan persenjataan lengkap di semua tempat. Mungkin mewaspadai amuk negeri tetangga menular ke kota ini.

Negeri sekuler ini seperti terbiasa dengan demokrasi, pemimpin bisa datang dan pergi. Tak seperti di negeri2 arab gurun dimana anda bisa tak jemu memandangi foto2 besar pemimpin atau raja mereka dipajang di semua sudut kota.

Walau kesan sekuler sangat kentara, tapi mesjid juga ramai. Setiap waktu sholat tiba, suara azan berkumandang ke mana2. Mereka juga selalu tersenyum bahagia kalau bertemu wajah2 melayu seperti saya sambil menyapa hangat, “Mosoleman? Yang saya jawab dengan mengangguk sambil tersenyum.

Orang2 di sini baik2, bersahabat meski tak begitu banyak tersenyum. Sayangnya mereka umumnya tak bisa berbahasa Inggris kecuali sedikit saja. Kadang bahasa isyarat diperlukan utk bertransaksi. Harga-harga barang yang mereka jajakan cenderung lebih murah dari Dubai, dan jarang ada kesan menipu atau memanfaatkan turis. Semua sesuai harga normal.

Yang paling mengagumkan adalah bagaimana mereka merawat semua artefak peradaban berbentuk bangunan2, kastil, mesjid, gereja2 tua. Bangunan2 kuno ini sebagian besar masih berdiri kokoh, menjadi tujuan wisata historis yang menyenangkan. Kota pelabuhan tua ini bersih dan rapi, dengan jalan2 yang kecil berkelok2 mendaki dan menurun. Mengingatkan saya akan kota Balikpapan atau Pare-pare.

Transportasi publik mudah dan murah sekali. Anda bisa berwisata dengan sehemat mungkin memanfaatkan tram, metro atau bus kota. Taxi juga banyak, tak begitu mahal juga tarifnya. Ada juga jenis angkot di sini, cepat dan murah. Tinggal pilih. Orang2 lokal akan sangat senang menunjukkan jalan ke arah tempat yg dituju, meski mgk kesulitan mengungkapkan dalam bahasa Inggris.

Tempat wisata yang wajib dikunjungi di awal kunjungan bagi pemula seperti saya ada tiga: SultanAhmet Square Istanbul (Blue Mosque, Hagia sofia dan Topkafi Palace), Taksim Square dan Bursa di luar kota Istanbul.

Bursa, kota kecil pegununan yang pernah jadi ibukota Ottoman sebelum dipindahkan ke Konstantinopel/Istanbul ini punya wisata salju yang keren. Untuk ke Bursa, saya memilih naik ferry menyeberangi Boshporus selama 2 jam, kemudian lanjut dengan bis kecil menuju Uludag yang memiliki puncak bersalju. Tak begitu dingin di musim semi ini.

Turki adalah negara yang mewarisi banyak peradaban besar sejak ribuan tahun lalu; Byzantium, Ottoman, dan kini Republik Sekuler Turki. Di sini, kekhalifaan hanya jadi artefak sejarah, menjadi museum yang mengundang jutaan turis. Saya pribadi tak yakin masyarakat Turki menginginkan kembali ke jaman jadul itu.

Di hampir setiap restoran2nya anda bisa meminta minuman beralkohol dengan harga terjangkau.

Perempuan2nya juga tak begitu banyak yang berhijab. Saya melihat kebanyakan yang berhijab adalah wisatawan asal Arab dan Melayu. Selain itu, anda bisa menikmati kecantikan Eurasia di paras perempuan2 Turki.

Tagged with: , , , , ,

16 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. ilmi10 said, on March 16, 2019 at 8:42 am

    Jejak-jejak kejayaan islam di Turki sepertinya memang hanya jadi kenangan lama, semoga suatu hari nanti dpt kesempatan jalan-jalan ke Turki juga, melihat peradaban besar Ottoman. Nice review kak.

  2. daengsyamsoe said, on March 16, 2019 at 9:30 am

    Wah, ini satu wishlist jg daeng
    Beberapa paket umrah juga banyak menawarkan trip tambahan ke konstatinopel ini. Moga2 nanti bs juga membawa si bungsu, aya sophia berkunjung ke hagia sophia. Museum muasal tuk ide namanya😁

    • daengrusle said, on March 17, 2019 at 11:20 am

      wah, keren namanya…. amin, semoga bisa berkunjung ke sana ki. nda mahal lho sbnrnya ke sana

  3. Enal said, on March 17, 2019 at 12:16 am

    Perjalanan yang menyenangkan Daeng. Bisa melihat peninggalan masa lalu yang masih terawat. Semoga kelak ada jalan untuk ke sana. Terima kasih telah menginspirasi Daeng.

    • daengrusle said, on March 17, 2019 at 11:20 am

      amiiin,…. datangki Enal, di sana ada juga museum bahari… keren2 lho

  4. Dawiah said, on March 17, 2019 at 1:26 am

    Terima kasih informasinya Daeng, semoga suatu saat saya juga bisa berkunjung ke sana. Mungkin mengambil paket Umroh plus Turki. Jadi bisa ibadah umroh sambil wisata ke Turki

    • daengrusle said, on March 17, 2019 at 11:21 am

      amiin… iye banyak paket umroh plus sekalian jalan2 ke istanbul
      kemaren saya ketemua banyak rombongan umroh dari tanah air,

  5. Mydaypack said, on March 17, 2019 at 6:52 am

    wowww, turki yah. negara yang jadi bucket list saya. next artikel mungkin bisa bahas budget ke turki PP scra detail bgmana heheeee

  6. sluggishjourney said, on March 17, 2019 at 3:19 pm

    Turki. Pengen banget ke sana. Semoga segera yah hehe aamiinn.
    Artikelnya sangat informatif kak khususnya bagi saya yang senang bermimpi untuk mengunjungi negara2 yang berbeda )

  7. lelakibugis.net said, on March 17, 2019 at 3:24 pm

    banyak orang tidak tahu atau yang salah informasi mengenai Turki ini, jadi malah menjadikan Turki sebagai kiblat dalam mendirikan khilafah 🙂

  8. Daeng Techno said, on March 17, 2019 at 5:28 pm

    MantaP Daeng.,sudah menjejakkan kaki ke Turkey..

    Salah satu negara yang ingin saya kunjungi juga. Sudah saya catat beberapa tempat wisata yang wajib dikunjungi di sini..
    Terima atas Informasi..

    Eh,,baru tau harga minumannya di sana murah.

  9. siskadwyta said, on March 18, 2019 at 4:32 am

    Salah satu keinginan saya juga berkunjung ke Istanbul pun ingin melihat jejak-jejak peninggalan Islam di sana yah meskipun seperti yang Daeng sebut di atas kekhalifaan kini tinggal jadi artefak sejarah di sana.

  10. siskadwyta said, on March 18, 2019 at 4:34 am

    Salah satu keinginan saya juga, berkunjung ke Istanbul ingin melihat jejak-jejak peninggalan Islam di sana yah meskipun seperti yang Daeng sebutkan di atas, kekhilafaan (peninggalan islam) kini tinggal jadi Artefak sejarah di sana.


Leave a comment